Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teknik dan Tipe Pengambilan Sampel Non Probability & Probability

Teknik dan Tipe Pengambilan Sampel Non Probability & Probability - Teknik Non probability sampling harus dihindari bila kita akan mendeskripsikan sebuah publik, dimana sebuah sampel representatif digunakan. Teknik ini sangat berguna dalam riset eksploratori dimana praktisi melakukan sebelum launching sebuah studi. Sampel non probability adalah satu dimana kemungkinan penyeleksian elemen sampel tidak diketahui. Ketidaktahuan kerepresentatifan sampel dan kualitas yang rendah pada klaim pengetahuan tentang populasi adalah kelemahan dari teknik pengambilan sampel non probability. Dengan kata lain, sampel yang baru saja dideskripsikan dengan mudah dan mudah didapatkan. Membutuhkan sedikit usaha, tidak mahal, cepat didesain. 

Teknik dan Tipe Pengambilan Sampel Non Probability & Probability_
image source: jrlawoffice.com

Pengambilan Sampel Non Probability Secara Tepat

Sampel non probability berguna dalam mendeteksi permasalahan yang potensial, pendahuluan yang tepat pengambilan sampel dan riset, membantu langkah kegiatan riset dalam menilai permasalahan potensial secara tepat dan dapat dipercaya.

Kesalahan Pengambilan Sampel Non Probability

Penggunaan non probability sampel mendorong kesalahan diagnosa permasalahan PR dan ketidakpercayaan dan kesalahan penilaian dampak program. Kita harus menghindari pengambilan sampel non probability bila mengestimasi seluruh publik yang digunakan sample

Type-Type sSmpel Non Probability

Ada beberapa teknik pengambilan sampel non probability.

1. Convenience sampling (accidental sampling). Pengambilan sampel dengan cara menyeleksi beberapa orang sebagai elemen sampel. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi tersebut tidak dapat dijadikan sampel yang merepresentasikan kepentingan publik. Misalnya, teknik pengambilan sampel ini berguna untuk mengetahui opini publik, sebagai awal untuk melaksanakan riset tentang peningkatan tarif dasar- membuat survei lebih tepat.

2. Quota sampling. Praktisi menyeleksi beberapa orang, sampai mencapai quota tertentu, menggunakan spesifikasi target publik tertentu, kemudian elemen sampel diseleksi untuk memastikan bahwa sampel merefleksikan pendistribusian karakter dalam populasi. Dalam tiap kategori quota disebut sebuah stratum.

3. Dimensional sampling. Adalah perluasan dari quota sampling, dimana banyak kriteria quota atau strata dilibatkan. Umumnya, upaya ini digunakan untuk memastikan bahwa sedikitnya satu orang termasuk dalam sampel tiap kemungkinan kombinasi kriteria.

4. Snowball sampling adalah sebuah teknik non probability yang berguna bila kita hanya mengidentifikasi sedikit anggota dari target publik secara langsung, tapi anggota dari target publik nampaknya mengenal satu sama lain. Quisioner yang di poskan atau interview dilakukan bersama anggota publik yang telah diketahui. Responden diminta untuk menyebutkan nama orang lain yang mereka tahu yang juga merupakan anggota target publik. Dalam pencarian informasi tahap kedua, individu yang disebutkan oleh responden pertama dihubungi. Kemudian informasi yang didapatkan dari keduanya diorganisasikan.

5. Purposive sampling (judgemental sampling). Sampel purposive digunakan dalam tatacara dalam kebutuhan tertentu dari kegiatan riset. Sampel purposive tidak menggunakan single category atau multiple category quotas. Tetapi, praktisi menggunakan pemahaman mereka tentang informasi yang dibutuhkan dan populasi untuk membentuk sampel. Walter K. Lindenmann menggarisbawahi kegunaan dari purposive atau judgemental sampel dengan kesulitan untuk mendapatkan publik: “Sudah dapat diterima bila kita menginterview 75 CEO, tetapi karena tidak seorangpun dapat menemukan mereka dan tidak ada seorangpun berprofesi sebagai CEO. Statistikal margin kesalahan tidak mengaplikasikan tipe sampel. Apa yang terjadi adalah orang mencampur random sampel dengan purposive atau judgemental sampel. Judgemental sampel digunakan bila kita mentargetkan dalam orang-orang khusus untuk tujuan tertentu”.

Kelima sampel non probability yang dideskripsikan tersebut berguna untuk penilaian awal tentang pengetahuan, opini dan tingkah laku publik. Umumnya lebih cepat dan lebih murah dari pada teknik pengambilan sampel probability. Meskipun, sampel non probability kurang merepresentasikan populasi dimana praktisi mencari pemahaman. David Clavier, direktur eksekutif Husk Jenning Overmann PR, berargumen bahwa sampel non probability biasanya hanya dapat digunakan untuk mempelajari kesulitan untuk meraih publik. “Anda harus menerima sampel non representatif sebagai batas studi”. Kita tidak dapat membuat klaim pengetahuan tentang publik yang luas dalam penggunaan sampel non probability.

KEKUATAN PENGAMBILAN SAMPEL PROBABILITY

Sampel probability digunakan dalam beberapa cara dimana probabilitas diseleksi dalam pengambilan elemen sampel tertentu yang telah diketahui. Hal ini memungkinkan penggunaan alat statistik yang kuat untuk mengestimasi karakteristik dari semua publik didasarkan pada sampel yang relatif kecil.

KESIMPULAN STATISTIK DARI SAMPEL KE POPULASI

Apakah kesimpulan statistikal? Kesimpulan adalah suatu klaim pengetahuan tentang populasi didasarkan pada small probability sampel yang digunakan dari populasi. Sampel probabilitas memungkinkan estimasi yang baik, dimana sampel sangat luas untuk mencapai kebutuhan akurasi.

KESIMPULAN AKURASI DAN UKURAN SAMPEL

Sampel kecil menyediakan estimasi yang tidak dapat dipercaya dari target publik. Fakta penting dari besar kecilnya sampel:
  • Rata-rata nilai untuk semua sampel yang diambil bersama dengan tujuan untuk mengkonvergensikan nilai aktual dari target publik. Nilai aktual dari populasi disebut parameter. 
  • Cara statistikal ini memungkinkan kita untuk mengestimasi keakuratan sampel, didasarkan pada jumlah sampel. Persentage yang diperoleh dari banyak sampel dalam jumlah yang sama dari populasi yang sama akan membentuk sebuah bell-shaped curve disekitar parameter populasi sesungguhnya.

3. 95% dari semua sampel diambil dari populasi yang sama bersamaan sebuah range spesifik yang diketahui parameter populasi sesungguhnya. Range dapat dispesifikasi untuk tiap ukuran sampel. 95% menunjuk pada konvensi, sebuah angka yang merefleksikan level of confidence dimana hampir semua ilmuwan sosial mendasarkan klaim tentang populasi. Untuk menggunakan interval 95%, kita harus menerima apa yang terjadi ketika kita mengambil satu sampel dari populasi. Kita tidak pernah tahu bila satu sampel tersebut overestimate atau underestimate dari nilai populasi sesungguhnya.